Senin, 01 Oktober 2012

Facebook Bisa Menyebabkan Perceraian

Facebook Bisa Menyebabkan Perceraian
Perselingkuhan bisa datang dari kedua belah pihak, baik pria ataupun wanita. Namun kaum pria yang kerap dituding berselingkuh. Kebanyakan pria yang selingkuh hanya ingin memiliki lebih banyak seks sampingan di luar pasangan resminya. Pasangan pria terkadang merasa monogami membuat hasrat seksual mereka terpenjara secara sosial. Monogami sering mendorong pria untuk mengejar seks dengan orang lain di masa depan.

Pria yang selingkuh, bagaimanapun, membawa mereka ke dua dunia yang terbaik. Hal ini disampaikan sosiolog AS Eric Anderson seperti yang kutip dari laman Dailymail, Senin.

Anderson mengatakan, perselingkuhan yang "ngumpet-ngumpet" memungkinkan mereka bisa menjaga hubungan dan keintiman emosional dengan pasangan mereka sebenarnya. Pria lebih baik berselingkuh dan bertobat untuk itu, karena memberitahu pasangan mereka bahwa mereka ingin hubungan seks di luar berarti mencoba mengakhiri hubungan sesungguhnya. "Ketika laki-laki berekreasi seks, mereka menghancurkan cinta pasangan mereka," katanya Huffington Post.

Dalam studi tersebut, Anderson menyurvei 120 pria yang belum lulus kuliah, baik yang gay atau normal. Ia menemukan bahwa 78 persen dari mereka memiliki pasangan berselingkuh. "Meskipun mereka mengatakan bahwa mereka dicintai dan tinggal bersama dengan pasangan mereka."

Anderson, Sosiolog Amerika yang mengajar di University of Winchester di Inggris menulis dalam buku barunya "The Monogamy Gap: Men, Love, and the Reality of Cheating", bahwa selingkuh adalah norma, bukan pengecualian. Dalam sebuah wawancara dengan Huffington Post, ia mengatakan, pria dengan emosional menginginkan monogami, meski tubuh mereka haus seks dengan orang lain. Sementara secara emosional mereka ingin memelihara keluarga dan tidak memperhitungkan faktor seksual.

Penelitian Anderson menyebutkan, monogami menunjukkan pria-pria yang gagal. Tidak hanya itu, monogami juga menyebabkan kemarahan dan penghinaan. Monogami merupakan budaya yang dipaksa, sehingga keputusan telah dibuat untuk kita.

Dengan berselingkuh bukan berarti hasrat fisik kita mati, mereka hanya berubah dari pasangan kita kepada orang lain. "Keyakinan kami yang salah ketika seks mati, hubungan juga mati. Kenyataannya adalah sebaliknya, ketika seks mati, hubungan baru saja dimulai".

Pada suatu titik pria yang menjalin hubungan, mereka juga berpikir ingin bermonogami. Setelah berada dalam hubungan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, mereka sangat menginginkan seks dengan orang lain. Tapi pada titik ini, mereka tidak ingin putus dengan mitra mereka karena mereka telah lama mencintainya.

Pria yang menginginkan seks dengan orang lain memang egois, mereka tidak ingin pasangan mereka melakukan hal yang sama. Namun ini bukan hanya pria. Perempuan juga selingkuh, mereka juga berbohong tentang hal itu, dan mereka juga ingin selingkuh tanpa pasangan mereka melakukan hal yang sama. Monogami adalah masalah bagi semua jenis kelamin

Perselingkuhan memecah banyak pernikahan, tetapi itu bukan akibat tindakan seksual yang begitu menjengkelkan. Itu lebih karena ditipu dan dibohongi. "Salah satu alasan saya menulis buku ini adalah bahwa saya telah melihat begitu banyak hubungan jangka panjang yang putus hanya karena sebuah hubungan seks di luar hubungan," ujarnya.

"Saya tidak menganjurkan perselingkuhan, saya menganjurkan hubungan seksual terbuka dalam komunikasi dan adil. Ketika keduanya berhasrat, ketika keduanya menyadari bahwa seks membuat mereka bahagia, dan karena itulah mereka berhubungan seks," ujarnya. (liputan6.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar